REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Seluruh lorong wisata yang dikembangkan Pemerintah Kota Makassar didorong untuk dapat membentuk masyarakat yang mandiri demi mewujudkan kemandirian ekonomi keluarga. Salah satunya melalui pembinaan yang dilakukan secara kolaborasi antar stakholder yang ada, dengan menjadikan warga lorong sebagai pelaku usaha.
Seperti di Lorong Wisata Haderslev yang terletak di Jalan Somba Opu, Lorong 293, Kelurahan Maloku, Kecamatan Ujung Pandang. Di mana masyarakat dalam lorong memanfaatkan lahan sepanjang lorong sebagai lokasi untuk menjajakan usahanya di bidang kuliner. Sejumlah usaha kuliner yang dikelola masyarakat antara lain coto khas Lorong Haderslev, kue-kue tradisional seperti Kue Taripang, Songkolo Bagadang, Kue Penyu, Kue Onde-Onde, Jalangkote, Kue Sus, dan Kue Bolu, kemudian jajanan fast food, seperti, Burger, Bakso Bakar, Sosis Bakar, dan Sempol Ayam.
Selain itu, ada jajanan aneka mie, dan minuman segar. Terbaru, masyarakat lorong juga mengkreasikan tanaman hidroponik yang dikembangkan yakni Pakcoy sebagai produk kuliner es krim.
Baca Juga : Puskesmas Somba Opu Jalani Penilaian Re-Akreditasi
“Jadi di Lorong Wisata Haderslev ini kami memiliki Kelompok Wanita Berusaha. Dimana didalam kelompok ini masyarakat, utamanya ibu-ibu dibina menjadi pelaku usaha kuliner, usaha kreatif hingga UMKM yang tentunya akan menambah pendapatan keluarga mereka,” kata Ketua RT 04, RW 02, Lorong Wisata Haderslev Hawati, saat ditemui, kemarin.
Ia mengaku, dalam Kelompok Wanita Berusaha ini, masyarakat tidak hanya mengembangkan usaha kuliner saja. Tetapi juga usaha yang bergerak dibidang jasa seperti catering, serta usaha kreatif seperti pembuatan produk rajutan dan pembuatan bosara.
“Saya sendiri itu mengembangkan usaha Coto Makassar atau Coto Lorong Haderslev. Jualan saya ini sangat ramai dikunjungi, beberapa datang dari wisatawan yang berkunjung langsung ke lorong, maupun tamu-tamu hotel yang kebetulan bersampingn dengan lorong kami,” jelas Hawati.
Baca Juga : Rutan Pinrang, Enrekang dan Makale Jadi Lokasi Monev Kanwil Kemenkumham Sulsel
Lorong Wisata Haderslev saat ini dihuni oleh 31 rumah dengan total keluarga sebanyak 39 keluarga dan total penduduk berjumlah 146 warga. Di mana hampir seluruh masyarakat yang ada dalam lorong bekerja sebagai wirasawta, maupun pekerja informal lainnya. Sehingga dengan adanya pembinaan masyarakat yang didorong menjadi pelaku usaha sangat membantu memberikan pendapatan tambahan bagi mereka.
“Kan kebanyakan ibu-ibu disini itu tidak bekerja, ada juga yang kena PHK saat pandemi Covid-19 kemarin. Itulah yang dibina sebagai pelaku usaha UMKM yang kini telah memiliki pasar sendiri, jadi bukan hanya di lorong produk usahanya dipasarkan, tetapi juga telah dipesan untuk acara-acara pemerintahan ataupun lainnya,” terangnya.
Selain dibina menjadi pelaku usaha di bidang kuliner, masyarakat di Lorong Wisata Haderslev juga diajak mengembangkan usaha jenis pertanian, maupun perikanan melalui Kelompok Tani Wanita. Di mana konsepnya pekarangan rumah masyarakat dikembangkan menjadi urban farming yang didalamnya ada sejumlah komoditas pertanian yang ditanam, serta pembudidayaan lobster.
Baca Juga : Pemkab Gowa Berangkatkan Puluhan Orang Beribadah Umrah
“Kami baru-baru ini juga mendapatkan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan berupa bantuan Lobster 40 ekor atau 20 pasang. Sekarang lewat budi daya yang kami lakukan telah menghasilkan anak sekitar 700 ekor. Jika sudah bisa dipasarkan, kami rencana memasarkan di rumah-rumah makan yang ada. Ini tentu akan menjadi pendapatan baru lagi,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar Mahyuddin menyebutkan, pada 2022 lalu Pemerintah Kota Makassar telah mengembangkan 1.095 lorong wisata dari total 8.000 lorong yang ada di Makassar. Kemudian di 2023 ini sebagai komitmen Pemerintah Kota Makassar dibawah kepemimpinan Wali Kota Makassar Moh. Ramadhan Pomanto dan Wakilnya Fatmawati Rusdi akan mengembangkan sekitar 1.000 lorong wisata lagi.
“Hal ini sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memajukan kemandirian masyarakat lewat lorong wisata,” katanya.
Baca Juga : Peringatan HUT KORPRI, ASN Pemkab Gowa Diajak Jaga Kekompakan
Ia mengaku, komitmen Pemkot Makassar dalam RPJMD 2021 hingga 2026 menargetkan ada 5.000 lorong wisata yang akan dikembangkan.
“Apalagi di lorong wisata itu semua elemen ada di dalamnya, bukan hanya melibatkan kelompok wanita tani untuk menanam seperti di lorong garden, tetapi semuanya, baik pemudanya, baik masyarakatnya, hingga kelompok pengusahanya terlibat untuk meningkatkan penghidupan masyarakat,” terangnya.
Pengembangan lorong yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, utamanya dalam terwujudkan kemandirian ekonomi masyarakat secara tidak langsung ikut mendorong peningkatan kota yang lebih baik.
Baca Juga : Peringatan HUT KORPRI, ASN Pemkab Gowa Diajak Jaga Kekompakan
“Jika kondisi dalam lorongnya baik, maka tentu kondisi masyarakatnya akan baik. Hal ini akan mempengaruhi kondisi kota yang lebih baik, begitu pun dengan sebaliknya. Makanya bapak wali kota kita mengembangkan lorong sebagai titik awal mengembangkan kota menjadi lebih baik,” sebutnya.