0%
logo header
Rabu, 19 Juni 2024 08:04

A’ccera Kalompoang di Musuem Balla Lompoa, Bentuk Penghormatan Leluhur

Chaerani
Editor : Chaerani
Proses adat Accera Kalompoang di Musuem Balla Lompoa Kabupaten Gowa yang digelar Keluarga Kerajaan Gowa, kemarin. (Dok. Humas Gowa)
Proses adat Accera Kalompoang di Musuem Balla Lompoa Kabupaten Gowa yang digelar Keluarga Kerajaan Gowa, kemarin. (Dok. Humas Gowa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Pelaksanaan ritual budaya pencucian benda-benda pusaka atau Accera Kalompoang berlangsung khidmat di Musuem Balla Lompoa, Jalan KH Wahid Hasyim, Kota Sungguminasa.

Sekretaris Panitia Pelaksanaan A’ccera Kalompoang 2024 Andi Pangeran Nur Akbar mengungkapkan, dalam proses Accera Kalompoang tahun ini meski tidak dilaksanakan proses pencucian benda-benda pusaka seperti di tahun sebelumnya akibat kendala teknis. Pelaksanaan ritual adat tahunan ini tetap berjalan dengan khidmat.

“Meski tahun ini memang tidak sampai pada tahap pencucian benda pusaka, tetapi tahapan lain, seperti A’leka Je’ne hingga Appidalleki tetap kita laksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan niat kita untuk melaksanakan kegiatan ini. Kondisi ini pun dimaklumi oleh pihak keluarga,” jelasnya, dikonfirmasi, kemarin.

Baca Juga : Seto-Kiki Beri Atensi untuk Kesejahteraan Guru Mengaji di Makassar

Prosesi adat yang sempat vakum akibat pandemi Covid 19 kini kembali dilaksanakan mulai 16 hingga 17 Juni 2024. Kegiatan adat ini pun telah menjadi wisata budaya Kerajaan Gowa, yang hingga kini masih terus dilestarikan oleh Keluarga Kerajaan Gowa.

Andi Pangeran mengungkapkan, kegiatan ritual budaya, khususnya pada proses pencucian benda-benda pusaka milik kerajaan setiap tahunnya dilaksanakan di Museum Balla Lompoa. Tempat tersebut tentunya karena memiliki makna tersendiri. Utamanya menjadi simbol perjuangan Kerajaan Gowa yang dapat menjadi sumber pengetahuan hingga hari ini kepada seluruh generasi.

“Musuem Balla Lompoa ini kan sebagai istana terakhir yang menjadi simbol perjuangan Kerajaan Gowa. Museum Balla Lompoa menjadi saksi sejarah dari perjuangan Kerajaan Gowa,” katanya.

Baca Juga : Natsir Ali Ajak Pelaku UMKM Manfaatkan Momentum Harkopnas di Selayar

Andi Pangeran yang juga Ketua Umum Forum Komunikasi Generasi Pelanjut Sultan Hasanuddin (FKGP-SH) mengungkapkan, berbagai benda pusaka yang dicuci dalam proses Accera Kalompoang menjadi simbol terbesar di Kerajaan Gowa.

“Masyarakat juga menjadikannya sebagai simbol persatuan dan perjuangan. Sehingga kegiatan ini menjadi daya tarik dan magnet yang sangat besar. Terlebih, setelah selama tiga tahun tidak dilaksanakan,” terangnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646