0%
logo header
Minggu, 19 Februari 2023 10:39

Andi Aderus: Israk Mikraj dan Quran, Mukjizat Nabi Bagi Umat Islam

Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.A. saat membawakan hikmah Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Amirul Mukminin, Kompleks Unhas Biring Romang Manggala, Kota Makassar, Sabtu (18/02/2023). (Istimewa)
Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.A. saat membawakan hikmah Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Amirul Mukminin, Kompleks Unhas Biring Romang Manggala, Kota Makassar, Sabtu (18/02/2023). (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Peristiwa Israk Mikraj dan kitab suci Al-Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam khususnya dan manusia pada umumnya. Peringatan perjalanan spiritual Nabi akhir zaman itu satu-satunya dilaksanakan di Indonesia dan tidak ditemukan di negara lain. Bahkan, pembangunan rumah ibadah di Indonesia, juga satu-satunya yang dilaksanakan secara gotong royong oleh umat Islam, meskipun ada bantuan pemerintah.

“Oleh sebab itu, umat Islam di Indonesia memiliki saham yang besar bagi perkembangan agama Islam,” ujar Dr. H. Andi Aderus, Lc., M.A. ketika membawakan hikmah Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW di Masjid Amirul Mukminin Kompleks Unhas Biring Romang Manggala, Kota Makassar, Sabtu (18/02/2023) pagi.

Sebelum Andi Aderus membawakan materinya, tampil memberikan sambutan Ketua Pengurus Masjid Amirul Mukminin Prof. Dr. drg. M. Hendra Candha, M.S, Babinmas Kecamatan Manggala, dan Lurah Manggala yang diwakili Kepala Urusan Pemerintahan.

Baca Juga : Obituari Hasyim Ado: Pernah Dibantingi Pistol

Lawatan spiritual Nabi Muhammad SAW tersebut, kata Wakil Direktur Program Pascasarjana (PPS) UIN Alauddin Makassar itu, perjalanan Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW terdiri atas empat fase. Pertama, dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Kedua, dari Masjidil Aqsa ke Ulul  A’la. Ketiga, dari Ulul A’la ke Sidratul Muntaha. Keempat dari Sidratul Muntaha ke Alam Istiwa.

Dalam banyak riwayat, peristiwa dinaikkannya Rasulullah saw dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha disebut sebagai tempat gaib yang tidak mungkin ditangkap oleh pancaindra manusia mana pun. Dituliskan dalam QS Al-Isra ayat 1 yang artinya, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

“Israk mikraj Nabi Muhammad saw merupakan perjalanan masa depan karena apa yang diperoleh Nabi dalam perjalanan itulah yang dilaksanakan oleh umat Islam berupa salat hingga sekarang ini,” ujar doktor kelahiran Macanre Kabupaten Soppeng, 5 Maret 1970 tersebut.

Baca Juga : Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (5-Habis)Wawancara Sambil Bermain Golf dengan Wapres

Lulusan S-1 (Lc) Fakultas Dirasat Islamiyah Wal Arabbiyyah di Fakultas Darul Ulum Universitas Al Azhar Cairo, Mesir (1995) itu mengatakan, perjalanan Nabi ketika tiba di Baitul Maqdis, mentornya adalah jibril. Ketika mencapai ufuk tertinggi, Nabi melewati pintu-pintu langit yang dihuni oleh para nabi.  Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha ini Nabi saw didampingi Jibril yang dihuni oleh para malaikat.

“Nabi melihat ada malaikat sedang bersujud, duduk bertasbih, sedang berdiri, dan itu merupakan gerakan-gerakan salat yang kemudian kita lakukan pada saat salat lima waktu,” ujar Lulusan S-2 Fakultas Darul Ulum pada Bidang Falsafah Islamiyyah Universitas Al Azhar (2002) itu.

Andi Aderus yang pernah menjadi dosen tamu di Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan Brunei Darussalam (2011-2015) mengatakan, pada fase keempat dari Sidratul Muntaha ke Alam Istiwa, tempat yang tidak mahluk yang dapat menjangkaunya. Satu-satunya yang sampai ke sana adalah Nabi Muhammad SAW yang kemudian melewati cahaya. Oleh sebab itu, muncul istilah nur Muhammad, cahaya Muhammad.

Baca Juga : Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (4)Satu Malam, Bobol 4 Kantor BRI Unit

“Tempat ini jibril pun tidak berani sampai ke sana,” ujar doktor yang memimpin Pondok Pesantren Al Irsyad DDI Pattojo Soppeng sejak 2002 ini.

Sebagaimana diriwayatkan, Jibril memeluk Rasulullah dan mencium bagian kening di antara kedua mata beliau sembari berucap, “Naiklah Muhammad! Engkau adalah tamu yang mulia dan akan menghadap Tuhan Yang Maha Mulia.” Tanpa jeda yang lama Rasulullah dan Jibril melangkahkan kaki menaiki Mikraj.

Begitu kedua kaki beliau tepat menginjak tangga yang pertama, tangga itu bergerak naik sendiri membawa Rasulullah dan Jibril terbang menembus awan. Mereka pun melakukan perjalanan menuju langit ke tujuh.

Baca Juga : Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (3)Dari Staf ke Posisi Puncak

Di setiap tingkatan langit, Rasulullah menyaksikan pemandangan yang luar biasa. Beliau bertemu dengan para Nabi terdahulu bersama pengikutnya yang saleh.

Langit demi langit beliau lalui, hingga Rasulullah mencapai puncaknya di langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha, bahkan Jibril tidak dapat melampauinya.

Pada fase inilah diriwayatkan, Nabi Muhammad saw beberapa kali kembali bertemu Allah swt untuk memohon keringanan menunaikan salat 50 kali sehari menjadi 5 kali sehari. Rasulullah sebelum menerima salat 5 waktu itu, melakukan negosiasi terkait jumlah rakaat dengan meminta saran kepada Nabi Musa AS. Hingga akhirnya dari peristiwa Israk Mikraj itu tercetuslah perintah salat lima waktu yang diwajibkan bagi setiap umat Islam.

Baca Juga : Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (3)Dari Staf ke Posisi Puncak

“Nabi Muhammad saw melihat tanda-tanda kebesaran Allah swt untuk menerima salat lima waktu itu,” Nakhoda Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah Indonesia sejak tahun 2016 tersebut.

Dr. H. Andi Aderus, Lc.,M.A. pada tahun 1986 menamatkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyyah DDI Pattojo Soppeng., Pada tahun 1989 tamat dari Madrasah Aliyah DDI Pattojo Soppeng dan melanjutkan pendidikan ke STAI DDI Parepare di Ujung Lare. Dia lulus sebagai penerima beasiswa al-Azhar Cairo Mesir.

Andi Aderus menyelesaikan Pendidikan S1 (Lc.,), di Fakultas Dirasat Islamiyyah Wal Arabiyyah Universitas al-Azhar Cairo-Mesir tahun 1995, kemudian melanjutkan jenjang pendidikan S2 (M.A.,) pada bidang Falsafah Islamiyyah di Fakultas Darul Ulum Universitas Cairo-Mesir dan selesai pada tahun 2002. Ia lanjut S3 dalam bidang  Pemikiran Islam pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Indonesia dan selesai pada tahun 2010.

Baca Juga : Mantan Dirut BRI Temu Kangen: (3)Dari Staf ke Posisi Puncak

Dia menjadi dosen tetap pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi sejak tahun 2003. Pada tahun 2011 menjadi dosen tamu di Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU-SB) hingga tahun 2015. Pada tahun 2018 pindah ke Fakultas Ushuluddin dan Filsafat hingga sekarang. Di tahun 2019 diberikan tugas tambahan sebagai wakil direktur Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar.

Saat ini ia aktif sebagai ketua Umum Pengurus Wilayah Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Sulawesi Selatan. Di samping itu sebagai pimpinan pondok Pesantren al-Irsyad DDI Pattojo Soppeng sejak tahun 2002 hingga sekarang. Andi Aderus juga aktif di berbagai organisasi alumni dan kemasyarakatan. Beliau menakhodai Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah Indonesia (ICATT Indonesia) sejak tahun 2016 hingga sekarang.

Dalam organisasi Nahdatul Ulama (NU) dia dipercayakan sebagai Wakil Ketua Syuriayah NU Propinsi Sulawesi Selatan. Doktor ini juga aktif sebagai pengurus harian MUI Sulawesi Selatan sebagai Sekretaris Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. (*)

Penulis : M. Dahlan Abubakar
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646