0%
logo header
Sabtu, 18 Mei 2024 22:16

Andi Elsa Fadhilah Sakti, Doktor Termuda Lulusan Unhas

M. Imran Syam
Editor : M. Imran Syam
Andi Elsa Fadhilah Sakti, Doktor Termuda Lulusan Unhas

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Andi Elsa Fadhilah Sakti dipastikan sebagai Doktor termuda yang dihasilkan Universitas Hasanuddin (Unhas) selama ini. Gadis kelahiran Soppeng 9 Oktober 1996 tersebut, berhasil meraih gelar Akademik Tertinggi, Doktor, dalam Program Studi Bahasa Inggris pada Ujian Promosi yang digelar di Ruang Senat Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas, Jumat (17/5/2024).

Jika dihitung saat lahir dengan saat meraih gelar Doktor, Andi Elsa mampu menyelesaikan Pendidikan Doktor dalam usia 26 tahun 7 bulan, yang boleh jadi termasuk rekor Doktor termuda yang pernah dihasilkan Unhas selama ini.

Ketua tim Penasihat Promovenda, Prof.Dr.Fathur Rahman, M.Hum yang dikontak media ini, membenarkan Andi Elsa Fadhilah Sakti yang lulus dengan yudisium “sangat memuaskan” itu termasuk Doktor termuda yang dihasilkan Unhas.

Baca Juga : Sastra Indonesia FIB Unhas Raih Akreditasi Unggul

“Iya betul, dia termuda yang berhasil meraih gelar Doktor di Unhas,” ujar mantan Wakil Dekan I FIB Unhas kepada media ini Jumat malam tadi.

Rekam jejak pendidikan Andi Elsa sudah mengukir prestasi tercepat sejak menyelesaikan pendidikan S-1 Bahasa Inggris di Universitas Negeri Makassar (2019) yang ditempuhnya dalam waktu 3 tahun 4 bulan. S-2 Bahasa Inggris di Unhas (2020) yang diraihkan dalam waktu 1 tahun 2 bulan, kemudian meraih gelar doktor (S-3) di Unhas pada tahun 2024 dalam waktu tidak cukup 3 tahun.

Total waktu yang dia perlukan untuk meraih tiga gelar pendidikan itu hanya 7 tahun.

Baca Juga : LPPM Unhas Gelar Pengabdian di Majelis Taklim Gowa

Andi Elsa Fadhilah dalam ujian Promosi Doktor yang dipimpin Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas Prof. Dr. Akin Duli, M.A. itu,  mempertahankan disertasi berjudul “Bullyng as Social Phenomena in  Stargirl by Jerry Spinnelli and Unfriend You” Masihkah Kau Temanku? By Dyah Rinni (A Comparative Study) — Perundungan sebagai fenomena Sosial di Stargirl oleh Jerry Spinnelli dan Unfriend You: Masihkah Kau Temanku? Oleh Dyah Rinni “ (Sebuah Studi Banding).

Dalam disertasinya, lulusan SMA Negeri 6 Makassar (2015) ini mengatakan, perundungan (bullyng) verbal dan sosial sering terjadi di masyarakat saat ini. Korbannya adalah para siswa baru di sekolah, bahkan di suatu instansi. “Bullyng” secara verbal dan sosial lebih digemari oleh para pelaku karena mereka menganggap bahwa “bullyng” jenis ini tidak melibatkan kontak fisik.

“Namun dalam kenyataannya, “bullyng” secara verbal dan sosial perlahan-lahan merusak mental korban,” ujar  lulusan SMPN 36 Makassar tahun 2012 dan SD Inpres  Laikang (2009) tersebut.

Baca Juga : Kemajuan FIB, Juga Kemajuan Unhas

Promovenda yang dilahirkan di Soppeng 9 Oktober 1996 tersebut dibimbing Komisi Penasihat yang diketuai  Prof.Dr.Fathur Rahman, M.Hum, Prof. Dr.M.Amir P.,M.Hum, dan Prof.Dr.Harlinah Sahib, M.Hum yang juga bertindak sebagai penyanggah bersama Prof.Muhammad Basri, M.A.,Ph.D. (penguji eksternal dari UNM), Prof.Dr.Noer Jihad Saleh, M.A. , Dra.Herawaty, M.Hum, M.A., Ph.D., dan Dr.Prasuri Kuswarini, M.A.

Anak ke-2 dari 9 bersaudara pasangan Prof.Dr.Sukardi Weda, S.S.,M.Hum, M.Pd., , M.M., M.Sos I, M.AP dan Andi Rusbanna Amir ini menyebutkan, sebanyak 52,36% (total 100%) perundungan sosial terjadi yang terlihat pada novel ‘Stargirl’ dan pada novel ‘Unfriend You’, Masihkah Kau Temanku? sebanyak 41,02% (dari total 100%) perundungan sosial terjadi.

“Jumlah ‘bullyng’ inilah yang paling dominan terjadi pada masing-masing kedua novel tersebut,” ungkap Andi Elsa Fadhilah Sakti yang menyelesaikan pendidikan doktor dalam Program Studi Bahasa Inggris Unhas tersebut.

Baca Juga : Prodi S-2 Bahasa Indonesia FIB Unhas Gelar Pengabdian Masyarakat di SMPN 1 Tinggimoncong

Penelitian promovenda ini bertujuan, mendeskripsikan jenis-jenis ‘bullyng’ yang disajikan dalam novel ‘Stargirl’ dan ‘Unfriend You’, Masihkah Kau Temanku?’. Juga mengidentifikasikan alasan, mengapa orang cenderung menindas orang lain seperti  seperti yang digambarkan di dalam ketiga novel tersebut. Juga penelitian Andi Elsa ini bertujuan mengungkapkan dampak ‘bullyng’ seperti yang terdapat di dalam novel-novel yang ditelitinya. Pun, membedakan perbedaan penyajian ‘bullyng’ pada kedua novel tersebut.

Dari penelitiannya ini, Asisten Dosen Bahasa Inggris Terpadu Program Studi Sastra Unhas  dan anggota KNPI Sulsel (2020-2021) ini, merancang sebuah model yang diberi nama ELSA, untuk mencegah perundungan. ELSA model ini memiliki komponen,  Empathetic (empati), Lovely (menyenangkan)  Save (Aman), dan Acceptable (akseptabel) untuk digunakan sebagai sebuah acuan guna mencegah terjadi perundungan.

Ujian promosi doktor Andi Elsa Fadhilah Sakti juga dihadiri ayah tercinta, Prof.Dr. Sukardi Weda, S.S., M.Hum, M.Pd., M.M., M.Sos.I, M.AP, dan sejumlah saudara, sahabat, dan kerabatnya. (*)

Penulis : M. Dahlan Abubakar
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646