0%
logo header
Selasa, 17 November 2020 19:24

ATM Sebut Taktik “Adu Domba” Dijalankan Pemda Sinjai Menghadapi Persoalan Tahura

ATM Sebut Taktik “Adu Domba” Dijalankan Pemda Sinjai Menghadapi Persoalan Tahura

REPUBLIKNEWS.CO.ID, SINJAI – Kedatangan warga Desa Batu Belerang di Kantor Bupati Sinjai sebagai wujud dukungan Pemerintah Kabupaten Sinjai dalam pembangunan Bumi Perkemahan dan Trayek Montain Bike (jalur Sepeda) di Taman Hutan Raya (Tahura) Abdul Latief ditanggapi Aliansi Tahura Menggugat (ATM).

Munculnya dukungan terbuka dari sekelompok masyarakat terhadap pembangunan Bumi Perkemahan menjadi cambuk besar yang menggelitik terhadap proses perjuangan kelestarian hutan di Desa Batu Belerang.

Namun sayang, Pro dan Kontra itu akan dimanfaatkan Pemerintah Sinjai untuk merealisasikan pembangunan di Tahura Abdul Latief disaat Aliansi Tahura Menggugat (ATM) memperjuangkan kelestarian hutan dan binatang yang dilindungi.

Juru Bicara Aliansi Tahura Menggugat (ATM), Fandi menilai pro kontra itu sudah hal biasa dalam dunia demokrasi yang mesti disikapi oleh semua pihak, namun pihaknya sudah memprediksi jauh hari sebelumnya terkait rencana tersebut.

“Ada beberapa poin yang telah disodorkan ATM terkait wacana Pemerintah untuk merealisasikan pembangunan tahura. diantara nya, menjunjung tinggi perbedaan pendapat dalam melihat sebuah fenomena, sehingga adanya aksi dukungan atas aktivitas pengembangan tahura adalah hal biasa dalam dunia demokrasi yang mesti disikapi secara dewasa oleh semua pihak,” ucapnya.

Poin kedua, Hutan Ma’ra/tahura bukanlah milik pribadi, sehingga semua masyarakat (yang secara otomatis) berkepentingan akan hutan tersebut, wajib terlibat untuk membicarakannya.

“Kekalahan beruntun yang dialami Pemkab Sinjai dalam dialog terkait kajian konservasi, kerentanan bencana dan aspek regulasi adalah pukulan telak yang semakin melemahkan legitimasi public terhadap pengembangan tahura yang digagas Pemkab Sinjai.” Ungkapnya.

ATM mengatakan, sangat disayangkan, Taktik adu domba yang sedang dijalankan saat ini menunjukkan watak anti kritik dan pendekatan premanisme dalam menyelesaikan persoalan. Hal ini sangat disayangkan ditengah upaya ATM mendorong dialog yang sehat dan produktif dengan Pemkab Sinjai.

” Kami mendorong terwujudnya kelestaraian hutan yang beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan konsep ekowisata terbaik untuk mendongkrak perekonomian daerah dan masyarakat setempat adalah mempertahankan keaslian rimba terakhir Lompobattang-Bawakaraeng.” Harapnya.


Sehingga kami berpesan, Bagi masyarakat setempat yang membuat ‘dukungan terbuka’ agar kiranya dapat merenungkan kembali sikapnya.

” Bencana alam bisa datang kapan saja, dan apabila hal itu datang, maka yang paling pertama akan terkena dampaknya adalah mereka yang ada di sekitar Tahura Ma’ra, lalu kepada masyarakat Sinjai umumnya.” Kuncinya. (Anto)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646