0%
logo header
Rabu, 28 Mei 2025 21:09

BI Sulsel Ajak Aan Mansyur dan Ratih Kumala Perkuat Literasi Masyarakat

Chaerani
Editor : Chaerani
(Kiri ke Kanan) Penulis Aan Mansyur, dan Ratih Kumala saat mengisi Talkshow "Well-Read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital" yang digelar BI Sulsel, di Baruga Pinisi, Kantor BI Sulsel, Rabu, (28/05/2025). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
(Kiri ke Kanan) Penulis Aan Mansyur, dan Ratih Kumala saat mengisi Talkshow "Well-Read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital" yang digelar BI Sulsel, di Baruga Pinisi, Kantor BI Sulsel, Rabu, (28/05/2025). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Selatan (BI Sulsel) kembali melibatkan diri dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan BI Sulsel dalam menyiapkan akses literasi dengan harapan akan mendorong budaya membaca masyarakat.

Bertepatan dengan peringatan World Book Day (WBD) 2025, BI Sulsel kali ini menyelenggarakan Talkshow “Well-Read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital”. Dimana pada talkshow tersebut menghadirkan para penulis nasional dengan karya-karya literasi terbaiknya. Mulai dari Ratih Kumala yang merupakan penulis buku “Gadis Kretek”, dan Aan Mansyur dengan hasil karyanya “Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau”.

Talkshow ini dihadiri para pustakawan tingkat lembaga pendidikan, para penggiat literasi, hingga unsur lainnya. Kegiatan tersebut juga merupakan kolaborasi BI Sulsel dengan Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025.

Baca Juga : Pemkab Gowa Ajak Warga Lawan Hoaks Lewat Konten Positif

Deputi Direktur Bank Indonesia Sulawesi Selatan Aswin Gantina mengatakan, kegiatan ini menjadi upaya BI Sulsel untuk memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan dari pihak-pihak yang bergerak di bidang tersebut. Baik melalui sektor infrastruktur, maupun lewat kegiatan-kegiatan. Termasuk dengan membantu menambahkan buku-buku bacaan yang sesuai fokus Bank Indonesia yakni terkait keuangan kepada perpustakaan.

“Karena konsennya BI di keuangan maka yang kami dukung adalah literatur-literatur yang berhubungan dengan finansial keuangan. Ini sudah kami kerjasamakan baik dengan perpustakaan daerah, maupun dengan sejumlah sekolah yang ada,” katanya, di sela-sela Talkshow Peringatan WBD 2025 bertajuk “Smart Living Through Literacy: Inspiring Balance and Efficiency”, di Baruga Pinisi, Kantor BI Sulsel, Rabu, (28/05/2025).

Menurutnya, upaya penguatan budaya literasi tidak bisa dilakukan sendiri oleh BI Sulsel, sehingga membutuhkan kerjasama oleh pihak yang memang relevan di bidangnya. Sehingga, dalam kegiatan literasi kali ini pihaknya mengajak para penulis nasional dengan harapan semakin menarik minat masyarakat untuk terlibat.

Baca Juga : Bugis Waterpark Tambah Jam Operasional, Hadirkan Program Nyebur Bareng Bestie

“Berbagi aspek, berbagi pihak secara berbarengan mewujudkan ini, untuk itulah kami tidak bisa sendiri. Makanya kami membantu sesuai dengan konsen kami dan mencoba melakukan aktivitas yang sejalan dengan upaya meningkatkan literasi tersebut,” terang Aswin.

Sebagai bentuk penguatan budaya literasi di masyarakat, kegiatan lainnya yang aktif dilakukan BI Sulsel yaitu memberikan edukasi ke lembaga pendidikan yang ada. Mulai dari tingkat sekolah, hingga perguruan tinggi. Selain itu, memberikan ruang kepada berbagi pihak untuk menikmati atau berkunjung ke Perpustakaan Lontara milik BI Sulsel, termasuk memberukan informasi seluas-luasnya terkait kebanksentralan melalui seminar atau kuliah umum dengan menyiapkan narasumber yang kompeten.

“Ini juga menjadi upaya kami dalam meningkatkan literasi tetapi memang di bidang keuangannya,” katanya.

Baca Juga : PPPK Pemkab Gowa Diminta Lebih Inovatif dan Kompetitif

Sementara, Ratih Kumala mengaku, pada perkembangan teknologi digital saat ini banyak tantangan yang akan dihadapi dalam memperkuat literasi masyarakat. Salah satunya, dalam perkembangan media sosial generasi atau anak muda yang menyukai literasi dianggap tidak keren, melainkan generasi yang mengikuti perkembangan digital yang dianggap keren dan maju.

“Saya melihat saat ini bukan hanya anak-anak muda yang joget di TikTok saja yang bisa dibilang keren, tetapi anak-anak yang suka baca dan punya pengetahuan lebih itu juga keren,” katanya.

Bahkan, saat ini dalam mendorong minat baca masyarakat, khususnya generasi muda memang perlu pendekatan yang lebih khusus. Misalnya dengan membuat perpustakaan atau membuat taman baca berkonsep Instagramable, atau cafe-cafe buku yang nyaman (cozy).

Baca Juga : RPJMD Gowa 2025-2029 Konsen Peningkatan Layanan Publik dan Ekonomi Produktif

“Dengan terobosan dan inovasi seperti ini saya masih optimis bahwa kita bisa menaikkan minat baca masyarakat kita,” terang Ratih.

Lanjutnya, BI sangat aktif mengambil peran untuk membantu mendorong peningkatan literasi masyarakat. Artinya, ini merupakan bentuk kesadaran yang maju. Termasuk, menjadi upaya BI dalam memfasilitasi dengan menyiapkan akses yang baik. Sebab, ia menilai saat ini pengaruh minat baca yang rendah bukan hanya dari individu tertentu, tetapi juga karena adanya keterbatasan akses.

“Setiap kesempatan BI melibatkan saya dalam kegiatan literasi seperti ini, saya melihat banyak yang terlibat, artinya minat mereka ada, hanya saja terkendala akses,” kata Ratih lagi.

Baca Juga : RPJMD Gowa 2025-2029 Konsen Peningkatan Layanan Publik dan Ekonomi Produktif

Kedepannya dirinya berharap BI selalu hadir dalam memberikan ruang, bukan hanya kepada penulis, tetapi juga bagi komunitas-komunitas baca atau literasi secara lokal. Sebab, hal tersebut dapat pula menjadi langkah konkret dalam membuat keberadaan sastra Indonesia yang merata, tidak hanya bersifat Jawa sentris.

“Semoga kegiatan ini bisa lebih besar, misalnya dengan konsep festival literasi yang berdiri sendiri dengan segala keberagaman kegiatannya. Termasuk mampu melahirkan penulis yang banyak, dan membuat sastra itu merata. Sangat masuk akal salah satu pihak yang bisa melakukan ini adalah BI,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Aan Mansyur dalam talkshow tersebut menegaskan, memiliki dan mengakses literasi merupakan hak dasar masyarakat. Sehingga, hal tersebut menjadi tugas negara untuk menyiapkannya.

Baca Juga : RPJMD Gowa 2025-2029 Konsen Peningkatan Layanan Publik dan Ekonomi Produktif

“Akses literasi yang baik dan lengkap seharusnya bukan hanya dinikmati sejumlah kalangan saja, tetapi menjadi hak dasar dan sebetulnya negara wajib memenuhi hak dasar itu, artinya kita harus melihat secara struktur dulu,” ujarnya.

Lanjutnya, hak literasi tersebut jangan dilihat sebagai gaya hidup tetapi kebutuhan dasar, misalnya kebutuhan makan.

“Makanya ini yang harus kita lihat, sehingga pada hal-hal yang konteks sangat spesifik kalau kemudian kita menyadari bahwa itu kebutuhan, maka itu akan menjadi lebih mudah bahwa setiap orang memiliki kecenderungan masing-masing,” terang Aan.

BI Dukung Pembentukan Perpustakaan Ramah Anak di Sulsel

Talkshow WBD 2025 BI Sulsel bertajuk “Smart Living Through Literacy: Inspiring Balance and Efficiency”, di Baruga Pinisi, Kantor BI Sulsel, Rabu, (28/05/2025), diikuti pustakawan di lembaga pendidikan, hingga penggiat literasi di Sulawesi Selatan. (Dok. Istimewa)

Baca Juga : RPJMD Gowa 2025-2029 Konsen Peningkatan Layanan Publik dan Ekonomi Produktif

Kepala Seksi Layanan Umum dan Multimedia UPT Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan Feby Primajanti Thamrin mengungkapkan, layanan perpustakaan dengan konsep ramah ibu dan anak di Sulawesi Selatan terwujud atas dukungan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan melalui bantuan sosial atau Corporate te Social Responsibility (CSR) pada 2020 lalu.

“Ini pun berhasil menjadi role model perpustakaan ibu dan anak di Sulawesi Selatan, bahkan menjadi satu-satunya di Indonesia,” terangnya.

Layanan perpustakaan ramah ibu dan anak ini pun berhasil direplikasi di beberapa daerah. Antara lain, Kabupaten Maros, Bone dan Kabupaten Pinrang. Tak hanya itu, BI Sulsel juga membantu dengan menyiapkan BI Corner di dalam wilayah perpustakaan tersebut.

Baca Juga : RPJMD Gowa 2025-2029 Konsen Peningkatan Layanan Publik dan Ekonomi Produktif

“Kami juga dibantu penambahan koleksi buku, dimana dari 46 ribu judul buku di perpustakaan kami, 840 merupakan hibah dari BI Sulsel. Dukungan ini pun berhasil mewujudkan layanan perpustakaan yang betul-betul nyaman, dan mempengaruhi meningkatnya kegemaran membaca masyarakat kita,” ujarnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646