0%
logo header
Kamis, 15 Agustus 2024 09:46

Ekonomi Sulsel Tumbuh Melambat, BI: Solusinya Dongkrak Investasi dan Pariwisata

Chaerani
Editor : Chaerani
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Wahyu Purnama A. (Dok. Istimewa)
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Wahyu Purnama A. (Dok. Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Pengembangan sektor pariwisata hingga investasi dinilai menjadi solusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonominya tumbuh melambat dalam 12 tahun terakhir.

Bahkan di periode 2024 pertumbuhan ekonomi Sulsel mencapai 4,98 persen dan berada dibawah nasional yakni 5,5 persen.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Wahyu Purnama A mengatakan, sejak 2013 hingga 2023 pertumbuhan ekonomi Sulsel mengalami perlambatan di angka 4,5 persen. Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan periode 2011 dan 2012 yang mencapai di atas 8 persen.

Baca Juga : Seto-Kiki Beri Atensi untuk Kesejahteraan Guru Mengaji di Makassar

“Salah satu yang mempengaruhi ini adalah karena melambatnya pertumbuhan investasi. Termasuk sektor pariwisata yang belum dimaksimalkan karena tantangan infrastrukturnya,” katanya di sela-sela menghadiri Final South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2024, di Four Points Hotel by Sheraton Makassar, Rabu, (14/08/2024).

Menurutnya, perlambatan investasi di Sulawesi Selatan saat ini tantangannya karena pasokan listrik yang juga belum maksimal. Sehingga memang masih perlu upaya duduk bersama dengan berbagai pihak terkait untuk membahas hal tersebut.

“Meskipun secara nasional listrik surplus, tapi di Sulsel Masih ada kekurangan pasokan listrik. Jadi kalau ada industri besar yang ingin berinvestasi di Sulsel tantangannya adalah pemenuhan listrik,” ujarnya.

Baca Juga : Natsir Ali Ajak Pelaku UMKM Manfaatkan Momentum Harkopnas di Selayar

Saat ini sektor investasi paling besar yakni pada industri, peternakan sapi, hingga pengolahan rumput laut. Bahkan termasuk industri pariwisata.

“Sektor pariwisata ini memiliki peluang besar untuk kita dorong karena melihat banyaknya objek yang ada disini,” terangnya.

Hanya memang katanya, masih perlu didorong terkait akses, misalnya transportasi. Sebeb beberapa kegiatan pariwisata di Sulsel terkendala karena akses.

Baca Juga : Usung Tema Transisi Energi, Turnamen Tenis Green Energy Palopo Open 2024 Sukses Pasarkan 1.108 REC PLN

“Ada Pantai Bira di Bulukumba, ada Takabonerate di Selayar, itu luar biasa pesonanya. Tapi kita harus pikirkan akses transportasinya kesana,” terang Wahyu.

Sektor lainnya yang dapat dipacu yakni investasi yang terkait hilirisasi, komoditas laut, dan pertanian.

SSIC Upaya Dongkrak Investasi ke Daerah

Sebagai upaya dalam mendorong peningkatan investasi ke daerah. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan berkolaborasi dengan berbagai pihak melalui Phinisi Sultan menggagas South Sulawesi Investment Challenge (SSIC).

Baca Juga : Danny Pomanto Berbagi Ilmu Peduli Lingkungan dan Transformasi Digital Bersama GP Ansor Sulsel

Program yang telah masuk di tahun keempat ini untuk mendorong kabupaten dan kota mendesain proyek investasi yang nantinya akan dipromosikan pada investor-investor dalam dan luar negeri.

SSIC ini sebagai wadah menggali potensi investasi terutama di sektor energi, industri, hilirisasi pertanian, industri maritim yang berbasis pada prinsip blue ekonomi dengan basis clean and clear. Sehingga sudah siap untuk dipromosikan kepada investor dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.

“Ini adalah pelaksanaan ke empat kali sejak di gelar 2021. Dimana BI berkolaborasi dengan Pemprov Sulsel, akademisi, pelaku usaha, dan pihak lainnya melalui Phinisi Sultan,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel Wahyu Purnama A.

Baca Juga : Danny Pomanto Berbagi Ilmu Peduli Lingkungan dan Transformasi Digital Bersama GP Ansor Sulsel

Ia menyebutkan, dalam SSIC 2024 ada 15 proposal atau Investment Project Ready To Offer (IPRO) yang ikut dari perwakilan kabupaten dan kota di Sulsel. Selanjutnya total proposal tersebut diseleksi atau diakurasi oleh tim penguji independen dan menghasilkan enam IPRO yang kemudian sampai ke tahap sekarang.

“Hari ini enam proposal ini kemudian akan di presentasikan masing-masing daerah yang kemudian akan dipilih tiga proposal terbaik,” ujarnya.

Keenam IPRO tersebut antara lain, Kota Parepare melalui I-Pro Parepare Mall and Apartement (P’Mart), Kabupaten Bone dengan I-Pro Industri Pengolahan Jagung Pakan Ternak, selanjutnya Kabupaten Barru dengan I-Pro Pengembangan Cold Storage Produk Perikanan, dan Kota Palopo dengan I-Pro Taman Wisata Alam Naggala III.

Baca Juga : Danny Pomanto Berbagi Ilmu Peduli Lingkungan dan Transformasi Digital Bersama GP Ansor Sulsel

Kemudian, Kabupaten Luwu dengan I-Pro Optimalisasi Pemanfaatan Sentra IKM Barambing, Kabupaten Luwu Timur dengan I-Pro Pengolahan Rumput Laut Terpadu, Kabupaten Kepulauan Selayar dengan I-Pro Kawasan Industri Selayar (KIS), dan Kabupaten Bulukumba dengan I-Pro Maritim Estate.

“Lewat SSIC ini diharapkan menjadi salah satu upaya kita bersama untuk mendorong munculnya ide-ide inovatif dan kreatif dalam menggali potensi ekonomi di daerah masing-masing. Sehingga membuka kesempatan masuknya investasi baik dari dalam maupun luar negeri,” harap Erwin.

Ia menambahkan, I-Pro yang terpilih dalam kesempatan ini akan difasilitasi untuk mengikuti berbagai kegiatan promosi investasi. Salah satunya dalam kegiatan South Sulawesi Investment Forum yang akan dilaksanakan pada November 2024 mendatang.

Baca Juga : Danny Pomanto Berbagi Ilmu Peduli Lingkungan dan Transformasi Digital Bersama GP Ansor Sulsel

Dalam forum ini didatangkan investor-investor luar negeri untuk melihat potensi daerah. Apalagi, dari beberapa IPRO pada pelaksanaan SSIC sebelumnya telah memperoleh ketertarikan dari calon-calon investor luar negeri.

Di sebutkan Erwin, di antaranya, Pasir Gusung Tourism di Kabupaten Selayar yang diminati investor Australia, Pabrik Rumput Laut di Kabupaten Bone yang dilirik investor Jepang dan sudah disurvei, kemudian peternakan dan pengolahan daging sapi di Kabupaten Bone yang sudah dilirik investor asal Singapura, dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Kabupaten Jeneponto yang dilirik investor Hongkong.

“Memang sejauh ini dari proposal yang dihadirkan SSIC belum ada realisasi tetapi paling tidak telah disurvei oleh investor. Kami berharap ini ditindaklanjuti dengan kerjasama untuk memicu pertumbuhan ekonomi di Sulsel,” harapnya.

Baca Juga : Danny Pomanto Berbagi Ilmu Peduli Lingkungan dan Transformasi Digital Bersama GP Ansor Sulsel

Sementara, Plh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Sulsel Muhammad Arafah mengungkapkan, SSIC adalah salah satu agenda tahunan dari Forum Percepatan Investasi. Kegiatan ini kerjasama antara pemerintah provinsi dengan Bank Indonesia dalam rangka memajukan perekonomian masyarakat di Sulsel.

“Tentu dengan memilih sejumlah proyek investasi terbaik untuk di promosikan secara aktif di setiap forum investasi baik di dalam dan di luar negeri,” ungkapnya.

Di SSIC tahun ini ada 14 kabupaten dan kota yang terlibat dengan jumlah IPRO sebanyak 15, sebab ada diantara daerah yang mengirim dua IPRO yakni Kabupaten Bulukumba.

Baca Juga : Danny Pomanto Berbagi Ilmu Peduli Lingkungan dan Transformasi Digital Bersama GP Ansor Sulsel

“Kita tidak henti-hentinya mendorong pertumbuhan investasi khususnya di sektor pariwisata. Apalagi Sulsel sangat memiliki potensi untuk itu,” akunya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646