REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUTAI TIMUR — Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus menghadapi tantangan utama dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat. Saat musim kemarau, produksi air bersih dari PDAM menurun, dan Sungai masih menjadi sumber air baku utama. Untuk mengatasi hal ini, Ketua DPRD Kutim, Joni, mendorong pemerintah daerah untuk mencari sumber air baku alternatif jangka panjang.
Opsi yang terus dibahas adalah penggunaan air bekas lubang tambang sebagai sumber air baku alternatif. Joni menyatakan bahwa ini adalah solusi yang dapat dipertimbangkan, mengacu pada pengalaman positif Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudungga yang memanfaatkan air bekas lubang tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC).
“Sebenarnya tidak masalah, karena penggunaan air bekas lubang tambang sudah ada seperti Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudungga yang memanfaatkan air bekas lubang tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC) sampai sekarang aman di konsumsi,” kata Joni.
Baca Juga : Calon Wabup Kutim Mahyunadi Janji Beri Rp 25 ke Ibu-Ibu Pelaku Usaha
Namun, untuk memastikan kelayakan air bekas lubang tambang untuk konsumsi manusia, Joni menekankan perlunya sterilisasi dan pengolahan yang memenuhi standar kesehatan. Dia mengusulkan pembuatan tempat penampungan atau embung khusus untuk mengendapkan zat aditif atau zat tambahan yang mungkin masih terdapat dalam air bekas tambang sebelum disalurkan ke sungai atau didistribusikan ke masyarakat.
“Atau untuk memastikan layak, bisa lepas ikan, jika ikannya hidup berarti air tersebut aman untuk dikonsumsi,” tuturnya kepada awak media.
Selain itu, pemerintah daerah diharapkan memprogramkan pengelolaan air melalui Instalasi Pengolahan Air (IPA) untuk memastikan air yang disalurkan ke masyarakat telah melalui proses pengelolaan yang aman. (ADV)