REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUTAI — Pendiri Rumah Budaya Kutai, Erwan Riadi, mengatakan Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur yang dinamai dengan Ibu Kota Nusantara, dipastikan dapat memicu peningkatan geralan literasi Budaya Kutai.
Hal itu disampaikan Erwan Riadi melalui rilis yang diterima republiknews.co.id, Sabtu (06/08/2022).
“Pembangunan IKN mau tidak mau memicu peningkatan gerakan literasi budaya Kabupaten Kutai,” ucap Ketua Gerakan Literasi yang juga pendiri LSM Rumah Budaya Kutai ini.
Baca Juga : Siapkan Tiga Armadanya, PT Pelni Dukung Transportasi IKN
Ia mengungkapkan, sisi positif bagi masyarakat Kutai dari Pembangunan IKN ini ialah keterlibatan masyarakat daerah Kutai dalam pembangunan IKN.
“Dari sisi positifnya, bahwa kehadiran IKN adalah memberi peluang terserapnya Sumber Daya Masyarakat Kutai untuk berperan serta dalam pembangunan IKN. Mengenai Isu IKN, sejak awal memang menjadi daya tarik untuk semua pemangku kepentingan di Kaltim, oleh sebab itu, GLK sangat konsen dalam menyusun program melalui literasi budaya baik sektor formal atau non formal dalam kaitannya dengan penyiapan SDM aga bisa berperan serta didalamnya,” ucapnya.
Olehnya, pihaknya juga mengambil peran dalam menyiapkan SDM di daerah Kutai. “Fokus kami dalam menyiapkan SDM lokal terkait kehadiran IKN, dengan upaya peningkatan literasi budaya kepada generasi muda, sehingga SDM yang terserap di IKN nantinya mampu mewarnai atau setidaknya menunjukkan kemampuan jati diri budaya Kutai sebagai sebuah identitas lokal, dimana kearifan lokal ini nantinya bisa mewarnai identitas kebangsaan Nasional sebagaimana kehadiran IKN di Kaltim,” ucapnya.
Baca Juga : Pelindo Balikpapan Siapkan Tiga Pelabuhan Untuk IKN
Ia juga menyampaikan pentingnya pemahaman Literasi Budaya Lokal sebagai identitas.
“Literasi budaya lokal penting karena berkaitan dengan kemampuan SDM untuk memahami budaya sendiri sebagai sebuah identitas, selanjutnya tinggal bagaimana kita mengolah peluang dan tantangan ketika IKN hadir di hadapan masyarakat Kaltim. Konsep GLK kedepan adalah dengan masuk ke institusi sekolah untuk bisa memberikan informasi dan pemahaman tentang budaya Kutai, karena budaya lokal swbagai tonggak dan filter dalam pembangunan masyarakat khususnya pembentukan karakter building, sehingga nantinya bisa teraplikasikan saat pembangunan IKN hadir ditengah masyarakat kita,” ucapnya.
“Menyambut kehadiran IKN, yang pasti tidak akan lepas dari kompetensi tentang aplikasi sains dan tehnologi, artinya semua dinamika di IKN tidak akan lepas dari aplikasi sain dan tehnologi, sehingga diperlukan SDM yang mumpuni dibidang kompetensi tentang sains dan tekhnologi dalam semua aspeknya, ini tentu tidak mudah untuk menyiapkan SDM yang familiar dengan aplikasi sains dan tehnologi, oleh sebab itu, GLK melalui program Literasi SDM Lokal akan mendorong kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, agar bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas pendidikan di daerah baik yang formal maupun yang non formal,” serunya.
Baca Juga : Siapkan Smart City, Kepala Otorita IKN Ingin Teknologi Dapat Mempermudah Kehidupan di IKN
“Dalam hal ini, GLK ingin berkontribusi tidak hanya dibidang literasi formal, namun fokus di bidang pendidikan informal atau non formal, yang selama ini sudah melekat dimasyarakat, termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang rencana pembangunan IKN, melalui sentuhan literasi informal oleh GLK ditengah masyarakat selama ini sudah berjalan dgn baik, yakni forum diskusi, sarasehan dan seminar. Dalam literasi GLK, selain memberikan pemahaman arti penting kehadiran IKN, juga menyiapkan SDM lokal melaui latihan kewirausahan dan usaha industri kreatifitas lainnya. Kami percaya bahwa pada saatnya ketika usaha GLK sudah berjalan baik, tentu pihak-pihak lain akan ikut serta, karena ini menyangkut kepentingan seluruh masyarakat dalam menyambut peluang IKN. Masyarakat Kutai, punya kesempatan tampil dipermukaan, untuk membuktikan bahwa kita masyarakat lokal punya kemampuan, oleh sebab itu, pentingnya menyiapkan kapasitas melalui etos kerja keras, pelatihan dan tanggung jawab untuk maju dengan tetap mengusung ciri identitas budaya lokal Kutai,” tururnya. (*)