REPUBLIKNEWS.CO.ID, FLORES TIMUR — Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24 persen masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevelansi stunting kurang dari 20 persen.
Berdasarkan data dari Studi Survei Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi angka stunting Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2021 sebesar 37,8%. Angka tersebut menjadikan Provinsi NTT sebagai penyumbang tertinggi anak stunting di Indonesia.
Sedangkan untuk data kemiskinan ekstrem sendiri, Provinsi NTT memiliki 5 Kabupaten prioritas dengan total jumlah rumah tangga miskin ekstrem sebesar 89.410 KK. Jumlah tersebut tersebar di lima kabupaten, yakni Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Sumba Tengah, dan Manggarai Timur.
Baca Juga : Ombudsman NTT Soroti Kinerja Aggota Polres Flotim dalam Kasus Tindak Pidana Pengerusakan
Menanggapi kondisi tersebut, Dhana Ngurah Joni, Ketua Bhayangkari Cabang Flores Timur memiliki enam (6) anak asuh stunting di Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
“Alasan Saya sederhana saja, saya prihatin dengan kondisi kesehatan anak- anak stunting di Flores Timur khusunya di kota Larantuka. Jadi nanti setiap saat saya memberikan perhatian khusus kepada mereka,” kata kepada Republiknews.co.id, di Larantuka, Selasa (21/02/2023).
Dhana Ngurah Joni merupakan sosok yang memiliki komitmen dan berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting, khususnya di Flores Timur.
Baca Juga : Terduga Pelaku Pembakaran Motor Dilepas, Keluarga Sesalkan Kinerja Anggota Polres Flotim
Istri dari Kapolres Flores Timur, I Gede Ngurah Joni Mahardika ini pun gencar mengkampanyekan bahaya stunting ke setiap desa dan kampung- kampung di pelosok Flores Timur bersama Bhayangkari Cabang Flores Timur.
Bahkan, dirinya rela melakukan kunjugan ke salah satu kampung di Flores Timur yang belum memiliki listrik, melalui medan yang cukup ekstrim.
Bantuan sosial kerap juga diberikan oleh Dhana Ngurah Joni kepada warga kampung yang dikunjunginya. Anak- anak tetap menjadi perhatian khusus oleh ibu dua anak ini.
Baca Juga : Ditengah Erupsi Gunung Lewotobi, WNA Asal Swedia Malah Camping di Daerah Rawan Aliran Erupsi
Dari ke enam anak asuh ini, semuanya berasal dari keluarga kurang mampu. Setiap hari Dhana Ngurah Joni harus memperhatikan dan memberikan asupan gizi yang cukup kepada anak asuhnya itu.
Anak-anak yang mengalami stunting tersebut berusia di bawah 5 tahun. Dhana Ngurah Joni menyebut stunting anak di Kabupaten Flores Timur kerap diakibatkan oleh ketidaktahuan masyarakat.
Dirinya menambahkan Ia akan terus memantau dan memperhatikan pola terhadap anak- anak asuhnya itu.
Baca Juga : Hindari Jalur Lahar Dingin, Tim Sar Evakuasi 528 Warga Nurabelen
“Penyebab utama stunting diantaranya, asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui,” ungkapnya.
“Buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hami, ibu menyusui dan balita,” pungkas Dhana.