REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi berkolaborasi dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UIP Sulawesi menyalurkan bantuan fasilitas belajar ke 11 lokasi penerima bantuan. Di mana bantuan ini memberikan manfaat ke 542 anak kurang mampu yang tersebar di wilayah Sulawesi.
Pemberian bantuan ini merupakan upaya PLN dalam menebar senyum kebahagiaan di momen Ramadan tahun ini. Program yang telah berjalan sejak 6 hingga 14 April 2023 lalu ini melibatkan pegawai Kantor Induk dan seluruh Unit Pelaksana Proyek dengan jumlah 202 Relawan Pegawai Superteam UIP Sulawesi.
General Manager PLN UIP Sulawesi Defiar Anis mengatakan, program tersebut merupakan bentuk kepedulian pegawai PLN khususnya di sektor pendidikan untuk meningkatkan kesempatan belajar yang merata bagi anak-anak.
Baca Juga : Tim Dozer Pasang 3.059 Spanduk Andalan Hati di Seluruh Desa se-Sulsel
“Dengan adanya kegiatan ini mampu menumbuhkan empati dan meningkatkan jiwa sosial dari pegawai PLN UIP Sulawesi,” katanya dalam keterangannya, Rabu (19/04/2023).
Adapun 11 lokasi penerima bantuan tersebut di antaranya, Pondok Pesantren DDI ABRAD, Panti Asuhan Al- Kabiiru, TPA/TPQ Tahfidz Mush’ab Bin Umair, Sikola Mangkasara, Rumah Ngaji Az Zahra, PPTQ Raudhatul Jannah, dan Yayasan Media Dakwah Sunnah. Kemudian Rumah Tadabbur Al-Qur’an Ar-Rahman di Kota Makassar, Komunitas Difabel Rumah Merah Putih Kota Palu, Rumah Qur’an PPA Kota Manado dan Pondok Pesantren AL-FATH di Kota Kendari.
Salah satu penerima manfaat atau Pendiri Sikola Mangkasara Sri Rahmi menyampaikan terima kasihnya, berkat bantuan yang diberikan PLN lebih dari 60 anak asuhnya mengaku senang karena mendapatkan fasilitas untuk belajar.
Baca Juga : Hari Pelanggan Nasional 2024, Banjir Promo dan Kejutan Khusus NMAX Turbo Jadi Tema Utama
“Terima kasih banyak PLN atas bantuan yang diberikan hal ini sangat membantu kami dalam melaksanakan kegiatan di Sikola Mangkasara. Semoga Allah SWT membalas kebaikannya di dunia dan akhirat,” ujar Rahmi.
Ia menambahkan, Sikola Mangkasara merupakan lembaga pemberdayaan anak yang sebagian besar anggotanya merupakan anak miskin perkotaan. Berdirinya lembaga ini bermula pada 2008 lalu, dimana dirinya melihat banyak anak-anak yang tinggal di lingkungannya kurang kondusif karena banyak orang dewasa yang minum minuman keras, banyak terjadi pencurian, perjudian hingga banyak anak yang hamil di luar nikah.
Dengan kondisi tersebut menggerakkan Rahmi untuk mendirikan Sikola Mangkasara agar anak-anak tidak terjerumus ke hal-hal negatif dan bisa menghabiskan waktu dengan mengikuti kegiatan yang positif.
Baca Juga : Tiga Mantan Sekdis Pendidikan Gowa Yakin HT-DM Bisa Majukan Pendidikan
“Alhamdulillah saat ini ada beberapa anak yang telah sekolah tinggi hingga lulus kuliah dengan jalur beasiswa, kami senantiasa memotivasi anak-anak untuk berprestasi dan tidak menjadikan faktor ekonomi sebagai penghambat, karena dengan berprestasi kita bisa mendapatkan beasiswa,” tutup Rahmi.