REPUBLIKNEWS.CO.ID, BAUBAU — Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dicanangkan PT PLN (Persero) menyasar sektor perikanan dan kelautan. Khususnya pada pembinaan kelompok budidaya lobster yang salah satunya dilaksanakan di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Program ini menyasar Kelompok Nelayan Bintang Laut yang berlokasi di Kelurahan Lowu-lowu, Kecamatan Lea-lea, Kota Baubau. Di mana pada implementasi program dilaksanakan dengan memberikan bantuan pembangunan dan pelatihan.
Salah satu anggota Kelompok Nelayan Bintang Laut Iskandar mengaku, program TJSL PLN ini memberikan ruang kerja baru baginya. Pasalnya melalui pelatihan yang diikuti dalam program tersebut memberikan pengetahuan dan keahlian baru baginya yang dapat dimanfaatkan dalam menambah pendapatan keluarga.
Baca Juga : Jelang HUT RI, PLN dan TNI AU Kolaborasi Bangun Sarana Air Bersih Untuk Masyarakat di Maros
Sebab, Iskandar selain menjadi seorang petani, dirinya kini merambah peluang usaha baru yaitu pembudidayaan lobster.
“Berkat bantuan dari PLN keahlian saya bertambah, sekarang saya mencari rezeki di darat dan laut. Kegiatan budi daya lobster telah saya lakukan sejak awal 2022 lalu dan saat ini sudah ada beberapa lobster yang dapat kami panen,” jelas Iskandar dalam keterangannya, Selasa (20/09/2022).
Ia menambahkan, selain membantu kelompoknya dalam pembuatan keramba apung dan keramba tancap. PLN juga disebutkan menggandeng Universitas Haluoleo untuk memberikan pelatihan dan pembekalan bagi kelompok nelayan untuk menambah wawasan serta memperluas areal pembudidayaan lobster.
Baca Juga : Melalui Program TJSL, PLN Dukung Pelaku UMKM Peroleh Sertifikat HAKI
Hal senada juga diungkapkan Ketua Kelompok Nelayan Bintang Laut La Ode Masrudin. Menurutnya, saat ini lobster yang dibudidayakan oleh kelompoknya sudah ada beberapa yang dijual ke pengepul.
Ia menyebutkan, untuk per kilonya dihargai Rp800 ribu hingga Rp1 juta. Sementara dalam satu kali panen mampu menjual hingga 40 ekor lobster.
“Hasil panen tidak sekaligus dijual ke pengepul karena sebelum dijual lobster harus memiliki berat minimal 800 gram. Saat ini sudah ada lebih dari 400 ekor lobster jenis mutiara yang siap kami sortir,” ujarnya
Baca Juga : PLN Jalin 28 Kerjasama pada EBTKE Conex 2023
Selain proses pembudidayaan, pada kelompok dimudahkan dengan penggunaan mesin pompa yang dioperasikan dengan listrik untuk menjaga sirkulasi air pada keramba apung untuk benih-benih lobster yang berumur 0-4 bulan.
“Setelah itu kami pindahkan lobster ke keramba tancap sampai berumur 8 bulan hingga 1 tahun hingga mendapatkan berat yang cukup untuk dipanen,” katanya.
Sementara, Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Sulawesi Nur Akhsin mengungkapkan, melalui Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi telah menyalurkan bantuan pembangunan dan pelatihan budi daya lobster guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat di sekitar Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Raha – Baubau.
Baca Juga : Cerita Astuti Asinu, Dirikan Rumah Belajar Gratis di Kota Baubau
“Kami bersyukur dengan hasil baik yang didapatkan masyarakat Kota Baubau dalam hal ini Kelompok Nelayan Bintang Laut bisa berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan dan kemampuan Kelompok Nelayan dalam melakukan budi daya lobster,” ungkapnya.
Lanjutnya, PT PLN senantiasa memberikan kemanfaatan bagi masyarakat yang ada di sekitar pembangunan jaringan transmisi SUTT 150 KV Raha – Baubau yang saat ini tengah berlangsung.
“Nantinya jaringan ini akan menjadi sistem 150kV antar pulau pertama di Sulawesi yang menghubungkan Pulau Muna dan Buton” tutupnya. (*)