0%
logo header
Kamis, 20 Juli 2023 15:01

Banjir, Air Bersih-Sampah Masih Menjadi Masalah Krusial di Kabupaten Sinjai

Banjir saat Menerjang Kota Sinjai. (Ist)
Banjir saat Menerjang Kota Sinjai. (Ist)

REPUBLIKNEWS.CO.ID,SINJAI – Sejumlah masalah krusial masih menjadi tanda tanya atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Sinjai beberapa tahun belakangan ini. Mulai dari banjir, Air bersih hingga persoalan sampah yang harus diperbaiki dari tahun ke tahun.

Tiga masalah tersebut wajib menjadi perhatian khusus oleh pemangku kebijakan agar memberikan solusi serta penanganan terhadap masalah berulang yang dihadapkan masyarakat sinjai. Bukan uraian kata-kata tetapi fakta dan bukti nyata.

1. Kota Sinjai Masih Jadi Langganan Banjir Tiap Tahun

Baca Juga : PDAM Sinjai Benahi Jaringan Pipa Induk Balantieng

Harapan masyarakat perkotaan agar terhindar dari banjir tahunan wajib menjadi perhatian khusus. Belum adanya solusi penanganan banjir masih menjadi tanda tanya atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Sinjai dibawah kepemimpinan Andi Seto Asapa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sejak bulan januari hingga juli 2023 sudah lima kali kota sinjai terendam banjir. Akibatnya, banjir tersebut berdampak pada ratusan rumah warga di 5 kelurahan dan dua kecamatan di Sinjai.

Dua kecamatan tersebut diantaranya Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sementara, 5 lima kelurahan yang terdampak yakni Biringere, Balangnipa, Bongki, Lappa serta Kelurahan Samataring yang berdampak kepada 631 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 2.150 orang dan banjir terparah tahun ini.

Baca Juga : Utang Makan Pemkab Sinjai Menumpuk, Totalnya Capai Ratusan Juta

Meski Bupati Sinjai dan Anggota DPRD pernah melakukan studi banding ke Semarang tahun 2019 lalu namun hasilnya yang didapatkan jauh dari harapan. Kota sinjai tetap terendam banjir.

Bukan hanya itu, janji dan strategi untuk mencegah banjir dengan membangun embung dan kolam retensi belum juga terealisasi namun pernyataan itu hanya menjadi pemuas bibir dan janji manis di kalangan masyarakat Sinjai.

2. Kebocoran Pipa PDAM Sinjai Menjadi Kendala Pendistribusian Air Bersih

Baca Juga : 2.204 CASN Sinjai Lulus Administrasi

Selain banjir, 2 tahun terakhir ini masalah air bersih juga menjadi keluhan para pelanggan PDAM Sinjai, distribusi air yang menjadi kebutuhan dasar utama tiap bulannya ngadat atau tak mengalir. Penyebab klasik terutama pada pipa jaringan air baku Balantieng sering bocor, sambung lepas hingga pipa pecah.

Dari keluhan itu Aliansi Masyarakat Sinjai sempat melakukan aksi demonstrasi di Kantor Bupati Sinjai diawal tahun 2023, pengunjuk rasa meminta agar Direktur PDAM Sinjai dicopot dari jabatannya sebab dianggap gagal memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat.

Seolah-olah pemerintah daerah tidak serius menanggapi keluhan air bersih dan menilai kepemimpinan Andi Seto Asapa-Andi Kartini gagal total.

Baca Juga : Wilayah Krisis Air Bersih di Sinjai Bertambah, PDAM Kekurangan Armada

Persoalan air bersih ini sudah berlarut-larut terjadi di kabupaten Sinjai termasuk pada ajang Porprov XVII tahun 2022 lalu. Para atlet harus kesusahan untuk mendapatkan air bersih saat pekan olahraga tersebut berlangsung.

Hingga saat ini, keluhan soal distribusi air masih sering disampaikan oleh sejumlah pelanggan PDAM Sinjai, termasuk warga di Jalan Teratai, Perumahan Tokinjong dan Jennae serta sebahagian Jalan Jenderal Sudirman.

Menurut Direktur PDAM Sinjai, Nasrullah Mustamin, ketiga daerah tersebut merupakan wilayah zona merah disebabkan distribusi air pada pipa merupakan titik terakhir dan terkadang suplai air terlalu kecil.

Baca Juga : Wilayah Krisis Air Bersih di Sinjai Bertambah, PDAM Kekurangan Armada

“Alhamdulillah, saat ini suplai air dari balantieng dan sungai tangka untuk pelanggan sudah mengalir dengan kecepatan masing-masing 100 liter perdetik,” katanya, Kamis (20/7/2023)

Namun ada beberapa kendala yang terkadang membuat distribusi air tidak mengalir dan butuh beberapa hari untuk penormalan. Seperti, mesin pompa pengisap yang berlumpur pasca banjir membuat suplai air sekitar 70 persen tidak berjalan normal.

“Petugas butuh melakukan penormalan 4 hingga 5 hari karena dilakukan pembersihan endapan serta perbaikan pipa,” ungkap Nasrullah.

Baca Juga : Wilayah Krisis Air Bersih di Sinjai Bertambah, PDAM Kekurangan Armada

Hingga saat ini, Perumda Tirta Sinjai Bersatu masih menunggu bantuan dana dari Kementerian PUPR untuk membenahi jaringan pipa JDU (Jaringan Distribusi Utama) air baku balangtieng, yang sejak difungsikan sampai sekarang sering mengalami kerusakan.

3. TPA Tondong Terancam Over Kapasitas

Kapasitas lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tondong di Desa Kampala, Kecamatan Sinjai Timur, Sulawesi Selatan bakal tidak mampu mengakomodir keseluruhan sampah jika Pemerintah Daerah tak membuka lahan baru.

Baca Juga : Wilayah Krisis Air Bersih di Sinjai Bertambah, PDAM Kekurangan Armada

Sampah rumah tangga ditahun 2022 hingga 2023 ini sudah mencapai 90 ton perhari, dimana sebelumnya hanya mencapai 35 ton dari 8 kecamatan di kabupaten Sinjai.

Pemerintah Daerah Sinjai terkesan tutup mata untuk mengakomodir dan menjadikan TPA menjadi skala prioritas ditahun 2023 ini. Itu terlihat, tak dianggarkannya pembebasan lahan untuk lokasi TPA baru padahal sudah ada lahan 15 sampai 17 hektar yang siap dimanfaatkan.

Disisi lain, pengelolaan sampah modern yang menjadi program Bupati Sinjai, Andi Seto dihadapan masyarakat saat kampanye 2018 lalu hanya pemanis dan jualan politik. Terbukti, tahun 2023 ini Kabupaten Sinjai tak mendapatkan penghargaan Adipura.

Baca Juga : Wilayah Krisis Air Bersih di Sinjai Bertambah, PDAM Kekurangan Armada

Termasuk, keluhan soal keterlambatan pengangkutan sampah rumah tangga yang menumpuk di sejumlah titik kota sinjai hingga mengeluarkan bau menyengat dan mengganggu kenyamanan masyarakat. (Asrianto)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646